Advertisement

Apakah semua wanita mengalami ejakulasi ?

Pada penelitian yang lalu mengindikasikan kemungkinan bahwa semua wanita mengalami ejakulasi sekalipun mereka tidak menyadarinya. Cairan yang dikeluarkan bukan urine itu adalah cairan alkaline yang disimpan oleh kelenjar para uretrha. Kelenjar para uretrha menghasilkan enzimnya yang disebut prostatic ACID phphatase (PAP) dan glukosa (gula) zat ini telah diperoleh dalam jumlah yang sangat banyak dalam ejakulasi wanita dari pada yang diperoleh dalam urine. Cairan dari kelenjar para uretrha dihasilkan atau dikeluarkan selama orgasme sebagai hasil kontraksi otot panggul. Perangsangan pada g-spot atau kelenjar para uretrha tidak dibutuhkan untuk menghasilkan ini. Dan itu bisa terjadi tanpa orgasme, kelenjar-kelenjar ini akan dipenuhi dengan cairan dan akhirnya akan merambat keluar.

Urine atau ejakulasi?

Agar Terhindar Kanker Payudara

Kanker Payudara menjadi pembunuh wanita nomor dua setelah kanker mulut rahim atau kanker serviks. Hingga kini, belum diketahui penyebab utama timbulnya penyakit ini. Bahkan, wanita usia muda juga mulai terancam.

Ketua Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YPKJ), Dr Sutjipto SpB(K)Onk, mengatakan, deteksi dini sangat diperlukan untuk menghindar dari penyakit kanker payudara.

"Terkadang ada wanita yang telah melakukan pola makan dan gaya hidup yang sehat, namun tetap mengalami penyakit ini," kata Sutjipto di Acara Levi's Breast Cancer Campaign di Restoran Merah Delima, Jakarta, awal pekan ini.

Selain melakukan deteksi dini, setiap wanita juga perlu memperkaya informasi mengenai penyakit ini. “Setiap 2 tahun sekali mulai melakukan USG payudara, lalu check-up teratur. Wanita juga perlu tahu faktor risikonya,” katanya.

Berikut Faktor risiko yang bisa menyebabkan timbulnya kanker payudara:
1. Tidak memiliki anak
2. Wanita di atas usia 35 tahun
3. Faktor genetik atau faktor keturunan bisa berisiko mengalami kanker payudara 5-7,5 persen
4. Wanita yang pernah menderita tumor jinak payudara saat masih muda
5. Faktor kegemukan
6. Wanita yang lebih sering beraktivitas di malam hari. Ini bisa terjadi karena hormon melatonin yang semakin menurun dan menyebabkan hormon estrogen meningkat

“Mereka yang pernah sembuh dari kanker payudara, juga bisa menderita penyakit yang sama lagi, bahkan bisa lebih parah dari kanker pertama yang menyerangnya. Untuk itu, deteksi dini secara rutin sangat diperlukan,” ujarnya.





Sumber : http://kosmo.vivanews.com